Solopos.com |
Virus corona atau yang dikenal juga sebagai SARS-CoV-2 adalah jenis virus yang tergolong baru.
Sejauh ini, para ilmuwan memang telah mengadakan berbagai penelitian untuk lebih mengenal perilaku virus tersebut.
Namun tak bisa dimungkiri, masih banyak misteri yang bersembunyi di balik pandemi COVID-19 yang disebabkannya ini.
Salah satu misteri terletak pada rentang gejala yang ditimbulkan.
Salah satu misteri terletak pada rentang gejala yang ditimbulkan.
Selama ini kita mengetahui bahwa gejala yang umum terjadi adalah demam, batuk kering, sakit tenggorokan, hingga sesak napas.
Namun ternyata tidak hanya itu saja. Masih ada sejumlah gejala lain yang dikeluhkan oleh sebagian pasien.
Namun ternyata tidak hanya itu saja. Masih ada sejumlah gejala lain yang dikeluhkan oleh sebagian pasien.
Dilansir dari Healthline, kemungkinan ini terjadi karena virus corona terus bermutasi sepanjang hidupnya.
Apa sajakah gejala yang dimaksud? Simak penjelasannya berikut ini!
Tidak hanya masalah pernapasan, sebagian pasien COVID-19 mengaku mengalami mual hingga diare.
1. Mual dan diare
Sehatq.com |
Tidak hanya masalah pernapasan, sebagian pasien COVID-19 mengaku mengalami mual hingga diare.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setidaknya 5% pasien dari seluruh dunia mengalami mual.
Sedangkan 3% pasien di Tiongkok mengalami diare, menurut studi terbaru yang dipublikasikan The Lancet.
Pada umumnya, gejala ini dialami setelah pasien merasakan demam di hari-hari pertama.
Pada umumnya, gejala ini dialami setelah pasien merasakan demam di hari-hari pertama.
Masih tidak diketahui bagaimana virus bisa memengaruhi pencernaan.
Namun gejala ini termasuk tidak biasa karena hanya sebagian kecil orang yang merasakannya.
Baru-baru ini, publik juga dihebohkan oleh sejumlah pasien COVID-19 yang mengatakan bahwa mereka merasakan gejala berupa hilangnya kemampuan indra perasa dan penciuman. Gejala ini tidak umum terjadi.
2. Hilangnya indera perasa dan penciuman
Hellosehat.com |
Baru-baru ini, publik juga dihebohkan oleh sejumlah pasien COVID-19 yang mengatakan bahwa mereka merasakan gejala berupa hilangnya kemampuan indra perasa dan penciuman. Gejala ini tidak umum terjadi.
Menurut survei yang melibatkan 59 pasien di Italia, hanya 19% yang kehilangan kedua indera.
Sedangkan 34% kehilangan salah satunya.
Lalu bagaimana ini dapat terjadi?
Para ahli belum menemukan jawaban yang pasti.
Namun menurut perkiraan yang dilaporkan LiveScience, virus corona dapat menginfeksi lapisan dalam rongga hidung.
Saat area tersebut meradang, sel pendeteksi bau sulit mengidentifikasi udara yang masuk.
Indra penciuman dan perasa sangat bergantung pada satu sama lain.
Indra penciuman dan perasa sangat bergantung pada satu sama lain.
Jadi ketika salah satunya tidak berfungsi, yang lain pun mengikuti.
Walaupun begitu, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk menemukan penyebab sebenarnya.
Ternyata gejala COVID-19 tidak hanya mencakup gejala fisik, tetapi juga psikis.
3. Perasaan tidak enak
Idntimes.com |
Ternyata gejala COVID-19 tidak hanya mencakup gejala fisik, tetapi juga psikis.
Para pasien mengeluhkan merasa tidak enak. Ini meliputi perasaan gelisah hingga tidak nyaman.
Ternyata, menurut jurnal dari StatPearls yang berjudul “Features, Evaluation, and Treatment Coronavirus (COVID-19)”, ini merupakan gejala tidak biasa yang banyak dilaporkan.
Perasaan tidak enak tersebut timbul dari rasa takut, kesepian, stres, dan gelisah yang didapatkan selama karantina.
Perasaan tidak enak tersebut timbul dari rasa takut, kesepian, stres, dan gelisah yang didapatkan selama karantina.
Selain itu, kabar mengenai virus corona memang akhir-akhir ini memang mampu membuat seseorang mengalami gangguan kecemasan.
Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), timbulnya rasa bingung juga bisa menjadi gejala atau bahkan tanda peringatan seseorang menderita COVID-19.
Seperti apa kebingungan yang dirasakan?
4. Kebingungan
Doktersehat.com |
Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), timbulnya rasa bingung juga bisa menjadi gejala atau bahkan tanda peringatan seseorang menderita COVID-19.
Seperti apa kebingungan yang dirasakan?
Menurut laporan ahli medis di Amerika Serikat Jerman, Italia, dan Austria, dan Tiongkok melalui New York Times, pasien terkadang sulit memberi tahu nama mereka sendiri, kurang responsif terhadap dokter, atau bahkan linglung.
Walaupun terdengar sepele, sebenarnya gejala ini cukup berbahaya, lho.
Walaupun terdengar sepele, sebenarnya gejala ini cukup berbahaya, lho.
Pasalnya, seseorang bisa kebingungan karena terjadi sesuatu pada otaknya.
Ini berarti bahwa virus corona berhasil memengaruhi organ terpenting itu.
Mengutip sumber yang sama, alasan kenapa ini bisa terjadi masih sulit untuk ditemukan.
Mengutip sumber yang sama, alasan kenapa ini bisa terjadi masih sulit untuk ditemukan.
Namun kebingungan itu mungkin saja timbul karena aliran oksigen ke otak kurang.
Jika pasien mengalami kondisi ini, para wali dan tenaga medis harus ekstra perhatian karena mereka berisiko untuk mengalami kejang.
Ketika sedang flu, kita memang sering merasa sakit kepala atau pusing.
5. Kepala sakit atau pusing
Alodokter.com |
Ketika sedang flu, kita memang sering merasa sakit kepala atau pusing.
Namun gejala tersebut tergolong tidak biasa pada COVID-19.
Menurut studi The Lancet, hanya 8% pasien yang mengeluhkan hal ini.
Lalu kenapa sebagian orang bisa mengalaminya?
Lalu kenapa sebagian orang bisa mengalaminya?
Kemungkinan ini terjadi sebagai efek dari gejala utama, yaitu demam.
Suhu tubuh yang terlalu tinggi terkadang bisa membuat kita merasa sakit di bagian kepala atau bahkan pening.
Sakit atau nyeri pada otot bisa menandakan berbagai penyakit.
6. Rasa sakit pada otot
Klikdokter.com |
Sakit atau nyeri pada otot bisa menandakan berbagai penyakit.
Namun pada COVID-19, hanya sekitar 14% pasien saja yang mengalaminya, menurut laporan dari WHO.
Kondisi tersebut ternyata merupakan indikasi dari infeksi sedang.
Kondisi tersebut ternyata merupakan indikasi dari infeksi sedang.
Jika kamu merasakannya dan dibarengi dengan demam serta batuk kering, sebaiknya istirahat dan lakukan isolasi mandiri di rumah.
Walaupun mirip seperti flu, COVID-19 sangat jarang menimbulkan gejala hidung berair hingga pilek.
7. Hidung berair
Hellosehat.com |
Walaupun mirip seperti flu, COVID-19 sangat jarang menimbulkan gejala hidung berair hingga pilek.
WHO mengatakan bahwa hanya sekitar 5% pasien saja yang mengalami kondisi tersebut.
Pada umumnya, orang yang mengalami ini juga merasakan sakit tenggorokan dan hidung tersumbat.
*****
Itulah sejumlah gejala baru dan tidak biasa yang jarang terjadi tetapi harus tetap diwaspadai.
Jangan lupa untuk selalu melakukan upaya-upaya pencegahan agar kamu tidak tertular, ya!
Mulai dari physical distancing dengan tetap #diRumahAja, cuci tangan, makan makanan sehat, hingga berolahraga.